Spasi panjang

 


Ku kirim do'a jam 2 pagi, centang satu. kupikir Tuhan sedang tidur ternyata aku yang tak pernah online di jalan-Nya

Pagi harinya kubuka lagi, masih centang satu. mungkin aku belum cukup sunyi untuk didengar. atau mungkin, Tuhan menunggu aku berhenti mengetik do'a-do'a yang sama, tanpa pernah mengubah diri

Malam berikutnya aku kirim suara : tangis pelan dan diam panjang, Tak ada balasan, tapi pagi-pagi matahari datang menyeka air mataku tanpa kata. Mungkin itu cara Tuhan menjawab dengan hal-hal yang tak bisa diketik.

Sejak itu, aku tak lagi menunggu balasan. Aku hanya terus mengetik, kadang hanya tanda titik, koma, atau spasi yang panjang Aku mulai mengerti, bahwa do'a bukan soal dikabulkan atau tidak, tapi tentang bagaimana aku tetap berbicara meski merasa sendiri. Dan di suatu senyap yang tak bisa kutentukan jamnya, aku merasa : Tuhan sedang membaca

Posting Komentar

0 Komentar