Sekilas tentang Menganti

Menganti , Kota Raja Giri Yang Hampir Terlupakan 
---------------------------------------------

Tak banyak yang mengetahui prihal toponim desa Menganti , wargapun hanya mengetahui Menganti ya sebagai desa kelahiran sejak nenek moyangnya. 

Saat ini menjadi salah satu kota kecamatan diwilayah kabupaten Gresik, dari sisi timur berbatasan dengan Kecamatan Lakarsantri Surabaya , sisi selatan berbatasan kecamatan Driyorejo ,sisi Utara berbatasan dengan kecamatan Tandes dan Pakal Surabaya. 

Beberapa bulan lalu, tim Giri Nata membuka diskusi tentang alur perjalanan Dakwah Ekspedisi Giri Kedathon menunjukkan Desa Menganti sebagai  kota pusat Perdaban era awal ekspedisi syiar Islam. 

Untuk memastikan apakah desa Menganti masih ada sisa bukti jejak peradaban tersebut. Dari sisi bangunan atau pusat-pusat peradaban sulit dilacak karena situasi dan suasana sudah berubah menjadi pemukiman yang padat . 

Akhirnya diputuskan menyisir ke lokasi pemakaman desa menganti. Ada dua makam besar yang dipecah jalan utama penghubung antar kota, sisi sebelah barat dan sebelah timur .

Berkat panduan teman-teman dimengahti dan cerita rakyat , bahwa makam yang sebelah timur terkenal makam yang mempunyai aura wingit. 

Seperti biasanya , makam wingit, punden anker dan keramat menjadi salah satu pertimbangan pengembangan penyisiran , Karena didalam misterinya itu  tersimpan jejek - jejak perdaban lama. 

Wal hasil , tim Perkumpulan Giri Nata menemukan sebidang komplek makam berjirat nisan kuno berbahan batu karang disisi tengah makam. 

Satu persatu dipilah, didata dan eksekusi diamankan sebagi salah satu bukti peradaban yg tersisa. Kenapa harus nisan yg menjadi rujukanya... Bisa disimak di akun Lutfi Ghozali Muhammad , yg sudah banyak berbicara soal jirat nisan dan sisi nilainya .

Siapakah beliau dan bagaimana sejarah perdabanya, mari kita perhatikan dengan seksama dari hasil kajian yang dinukil dari sumber primer yang sudah diterjemahkan beliau Rahadyan Rajasa ..!? 

Ada tokoh sentral yg menjadi pimpinan perintahkan di Menganti , beliau Syech Menganti , siapakah belainya... Berikut catatan tentang ketokohanya ..!!! 

PANGERAN HARYO PINATIH
(ADIPATI PERTAMA GIRI KEDHATON

Pangeran Haryo Pinatih lahir pada tahun 1412 M di Bali, beliau adalah putra dari Kyai Anglurah Agung Kerta II Bali, beliau adalah penganut agama Hindu Syiwa karena semua keluarga beliau adalah penganut agama Hindu Syiwa.

Setalah dewasa Pangeran Haryo Pinatih tertarik pada agama para Wali Suci , karena beliau sering melakukan dialog dengan kakaknya Kyai Gede Pinatih  yang terlebih dahulu memeluk agama Islam. 

Kyai gede Pinatih mengenal Islam dari Istrinya Nyai Shi Dha Niang atau masyhur disebut  Nyai Ageng Pinatih, sebagai Syah Bandar Pelabuhan Gresik . 

Pada  tahun 1442 M beliau diantar oleh kakaknya  menuju Ampel Denta, Haryo Pinatih bertemu langsung dengan pengasuh Pondok  Ampel Denta yaitu Sunan Ampel (Sayyid Ali Ahmad Rahmatullah Sinuwun Ngaripin Assidik). 

Beliau banyak mendapatkan bimbingan pengetahuan tentang agama Islam. Sehingga selang dua tahun 1444 M menyatakan  madiksa masuk agama Islam .

Kemudian  beliau bertemu dengan putra angkat Kakak iparnya  yaitu Joko Samudro atau Raden Paku putra dari Syayid Maulana Iskak  yang dipondokkan di Ampel Denta terlebih dahulu. 

Selang lima belas tahun pada th 1459 menempah ilmu di Ampel Denta, Pangeran Haryo Pinatih mendapat tugas mengikuti rombongan Raden Paku melaksanakan perjalanan ibadah Haji bersama tujuh santri lainya.

 Ketujuh santri diantaranya adalah Raden Maqhdum, Raden Qosim, Sulaiman, Shodiq, Umar, Zain bin Ahmad Persia, Sonhaji, Muhal Al Quthbi Turki dan Muzaqi Leran.

Namun sebelum sesampainya di Makkah , para rombongan santri Ampel Denta itu diutus sowan dan berguru kepada Syaikh Awwalul Islam Pasai . 

Sesampanya di Samudra Pasai semua santri mendslsmi  ilmu tsyawuf, Ilmu Thoriqot dan Ilmu hikmah. setelah selang lebh dari dua tahun semua santri melakukanbai'at Thoriqoh Syathoriyah pada Syaikh Awwalul Islam atau Sayyid Maulana Ishaq ayah kandung dari Raden Paku. 
_______________________

Peran Pangeran Haryo Pinatih di Giri Kedathon 

Setelah Raden Paku atau Raden Ainul Yaqin dinobatkan sebagai Raja Giri Kedathon pada tahun 1487 M, dengan gelar Abhiseka Sang Giri Nata Wilwatikta Hajiyang Sadmata. 

Gelar sebagai Raja Kadatuan Islam pertama di tanah Jawa Dwipa . Mulailah membangun istanah kerajaan di Gunung Wangkit / Giri wangkit yg kemudian menjadi sebutan Giri Kedhaton . 

Kemudian Raden Ainul Yaqin sunan Giri mengumpulkan seluruh kerabat, santri Ampel dan Giri untuk menata sistem pemerintahan keraton Giri kedhaton .

Tak lepas peran Pangeran Haryo Pinatih ditugasi menjadi pimpinan pemerintahan Giri Kedhaton setingkat dibawah Raja.

Pada tahun 1490 M Sunan Giri mengadakan ekspedisi perluasan Dakwah Islamiyah dan menutup tempat-tempat ksetra pamujan dengan terlebih dahulu mengislamkan warganya keseluruh penjuru jawa.

Untuk mendukung ekspansi ekspedisi, maka Pangeran Haryo Pinatih ditugaskan agar mencari tempat untuk dibangun Bangsal sebagai kantor pusat pemerintahan  dan kota Raja. 

Mulailah  mencari tempat yang baik dan strategis, Pada tahun 1495 M beliau sudah menemukan tempat yang baik untuk pendirian bangsal. Dan tempat itu diberi nama bangsal Sri Menganti .

Setelah pendirian bangsal, mulailah penataan sistem pemerintahan Kedhaton dengan menempatkan dan mengangkat pejabat - pejabat pemerintahan  Giri Kedhaton dan penempatan  pajabat perluasan Dakwah Islamiyah.

Berikut pejabat - pejabat yg mendapat mandat : 

Pangeran Haryo Pinatih sebagai Kepala Pemerintahan Giri Kedhaton/Umbul/Adipati Pertama Giri Kedhaton. Beliau berdinas di Bangsal Sri Menganti dan bertempat tinggal di Krajan dengan gelar Adipati Syaikh Menganti.

Pangeran Hendrosari sebagai Patih Giri Kedhaton berdinas di Balai Kepatihan dan bertempat tinggal di Dusun Hendrosari.

Sayyid Abdul Malik Isroil sebagai Adyaksa Agung (Jaksa Agung) Giri Kedhaton dan berdinas di Balai Payung Agung serta bertempat tinggal di Dusun Payung Agung Glintung.

Kemudian Pangeran Bagus Wijoyo sebagai Pembina Ekspedisi Giri Kedhaton menggantikan Pangeran Haryo Pinatih yang telah menjadi Adipati Giri Kedhaton.

Pangeran Bagus Wijoyo berdinas di Balai Pakukalam dengan gelar Syaikh Pakukalam dan bertempat tinggal di Dusun Pakal dari asal nama Paku Kalam.

Pangeran Bahauddin sebagai Kepala Wisaya Lakarsantri dan berdinas di Balai Kasantriyan serta bertempat tinggal di Dusun Lakarsantri.

Syaikh Abdul Qosim Al Baghdadi sebagai Kepala Wisaya Di Randuwono dan berdinas di Balai Randuwono serta bertempat tinggal di Dusun Randuwono.

Kyai Waru Anggang sebagai Kepala Wisaya Di Sidhawungu dan berdinas di Balai Sidhawungu serta bertempat tinggal di Dusun Sidhawungu.

Kyai Ageng Setra / Setro (Dang Acrya Kulaban) sebagai Kepala Wisaya Setra dan berdinas di Balai Setra serta bertempat tinggal yang semula di Dusun Laban berpindah ke Dusun Setra.

Syaikh Abdullah sebagai Kepala Wisaya Pelemwatu dan berdinas di Balai Pelemwatu serta bertempat tinggal di Dusun Pelemwatu.

Syaikh Ahmad Jamaluddin Abdul Jalal sebagai Kepala Wisaya Pekalangan / Pengalangan dan berdinas di Balai Pekalangan serta bertempat tinggal di Pekalangan.

Syaikh Madyan sebagai Kepala Wisaya Madyan dan berdinas di Balai Madyan serta bertempat tinggal di Dusun Madyan.

Raden Pandegansari sebagai Wedhana di Pandegansari dan berdinas di Balai Kawedhanan Randegansari serta bertempat tinggal di Dusun Randegansari.

Syaikh Ahmad Damyan sebagai Wedhana di Damyan dan berdinas di Balai Kawedhanan Damyan (Kedameyan) serta bertempat tinggal di Damyan.

Kyai Ageng Dhomas (Resi Ghana Dhomas) sebagai Kepala Wisaya Dhomas dan berdinas di Balai Dhomas serta bertempat tinggal di Dusun Dhomas.

Dibawah kepemimpinan Syaikh Menganti pada setiap 3 (tiga) bulan sekali semua Pejabat Giri Kedhaton diwajibkan untuk datang di Bangsal Sri Menganti untuk memberikan laporan kegiatan dan perkembangan Dakwah Islamiyah di wilayahnya masing-masing dan kemudian para pejabat dibawa sowan ke Paseban Agung Giri Kedhaton untuk menemui Sunan Giri pada hari Jum'at Manis.
_____________________________

Peran Dalam Penutupan Ksetra

Ekspedisi Giri Kedhaton Dakwah Islam dan Penutupan Ksetra Pamujan khususnya Ksetra yang beraliran Tantra Bhairawa, Pangeran Haryo Pinatih diikutsertakan dalam ekspedisi ini dan sekaligus sebagai Pembina Ekspedisi Giri Kedhaton.

Ekspedisi Dakwah Islam dan Penutupan Ksetra ini dipimpin oleh Paman Sunan Giri yaitu Pangeran Haryo Pinatih. 

Ekspedisi awal dimulai dari pengislaman dan penutupan Ksetra Botoputih Suroboyo, Kebhraon, Bogahangin, Pucangan, Kaputran, Jogoloyo, Wanjangrahu, Mulungan, Tanaru, Pigit Nyu Denta, Mbunut, Bahuwarna, Mengare, Sidhawungu, Randuwana, Dhomas, Madyan, Sidha Jangkung dan Pekalangan.

Wafatnya Dyah Ayu Dewi Arimbi Kertabhumi dan Syaikh Menganti

Pada tahun 1509 M istri beliau wafat dan dimakamkan di Giri Gajah, kemudian pada tahun 1511 M Syaikh Menganti wafat dan dimakamkan di giri gajah. 

Kedudukan beliau sebagai Adipati Giri Kedaton digantikan oleh putra beliau yaitu Pangeran Menganti dengan gelar Syaikh Menganti II dan keluarga Syaikh Menganti II bertempat tinggal di Krajan.

Krajan Menganti sekarang menjadi Dusun , itulah letak  kediaman Syaikh Menganti dahulu , maka diberi nama Menganti Krajan hingga beliau wafat beserta keluarganya di makamkan di Dusun Menganti...!? 

Disarikan dari catatan dalem Suluk Singonegoro ( Giri IX) 
#Selamatkanperadabangirinata#

Posting Komentar

0 Komentar